Senin, 12 September 2022

Salah Kaprah Hijrah


Oleh : Darjo Pomo

Seminggu yang lalu,ada seorang pelangganku bertemu kawannya di lapak ayamku,terlihat mereka sudah lama tak bersua.

Setelah cipika-cipiki salah satunya yang jilbabnya lebar nyeletuk "Alhamdulillah sekarang sudah hijrah,semoga istiqomah yaa...." sambil memegang jilbab kawannya, yang tersenyum lebar.

Oke gaes...
Mari kita selidiki historis dari kata "hijrah".

Para ulama tidak pernah menggunakan kata "hijrah" untuk sebuah proses perbaikan diri.

Ulama menyebutnya, التائب, al-ta'ib; orang yang taubat, المنيب dari kata الانابة, al-inabah; orang yang kembali (kepada Allah), yang  paling banyak digunakan adalah  السالك, al-salik, sang pejalan, sama  seperti dua istilah sebelumnya, al-ta'ib dan al-munib, al-salik merupakan iqtibas, atau saduran dari sebuah hadis Nabi saw,

من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا إلى الجنة

"Siapa saja yang menapaki jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan surga baginya".

Imam Ghazali, termasuk Imam Abdullah bin Alwi al-Hadad menyebut muslim yang menjadikan setiap detik waktunya sebagai perjalanan menuju Allah, atau menuju akhirat yang kekal, dengan sebutan Salik.

Kata hijrah dalam sebuah hadis no:1 dalam riwayat Imam Bukhari adalah

الانتقال من دار الى دار,

Al intiqal min darin ila darin, perpindahan dari satu wilayah geografis ke geografis yang lain, dari Mekah ke Habasyah, Etiopia, lalu dari Mekah ke Yatsrib atau Madinah.

Periode hijrah Mekah Madinah ini selesai setelah futuh Mekah, terbukanya Mekah untuk kaum muslimin. Setelah itu orang yang pindah ke Mekah tidak lagi disebut مهاجر, orang yang hijrah. Karena hijrah selesai setelah takluknya Mekah.

Menyebut orang yang bertaubat atau lebih memperhatikan panduan Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan istilah "Hijrah" adalah ahistoris; tidak memiliki akar kesejarahan, tidak konseptual; tidak memiliki pijakan ilmiah dalam keilmuan Islam. Ia tidak memiliki proses yang berkesinambungan dalam tradisi Islam.

Karena tidak dibangun atas dasar yang kokoh, apa yang akhir-akhir ini disebut hijrah memiliki banyak kontradiksi karena tidak memiliki bangun keilmuan yang komprehensif dan mapan. Kenapa? Karena gerakan hijrah dibangun diatas konsep wahabisme dan salafisme.

Wahabi telah menyempitkan Islam yang begitu luas kedalam Islam yang dipahami oleh Muhammad bin Abdul Wahab semata, dan salafisme memumifikasi abad 1 dan 2 kedalam Islam, padahal kesarjanaan Islam terus berproses sepanjang sejarah umat Islam, sejak Nabi saw di abad ke 1 sampai saat ini, abad 15 Hijriah.

Ngerti hora ndess....

Salam mbelgedes toniboster
"Panen kondangan.............."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar