Selasa, 05 Juli 2022

Dakwah Islam Moderat


Oleh Suryono Zakka

Islam sangat mengutamakan prinsip tasamuh (moderatisme). Islam hadir sebagai rahmat semesta alam. Oleh karenanya, Islam sangat menolak sikap anarkisme dan radikalisme. Radikalisme yang muncul dalam tubuh umat Islam sejatinya bukanlah bersumber dari ajaran Islam melainkan kesalahan pemeluknya dalam memahami ajaran Islam.

Prinsip moderatisme itulah yang kemudian Islam menjadi agama mayoritas di Arab. Dakwah humanisme yang diajarkan oleh Rasulullah kemudian dipakai oleh Wali Songo mendakwahkan Islam di Nusantara. Hasilnya, Islam menjadi mayoritas di Nusantara dengan wajah yang damai selaras dengan prinsip-prinsip moderatisme yang diajarkan oleh Rasulullah. Menjadi kelompok mayoritas dengan tetap menghormati kelompok minoritas.

Beberapa karakter lisan dakwah yang telah diajarkan oleh Al-Qur'an kemudian dipraktikkan oleh Rasulullah di Arab dan Wali Songo di Nusantara diantaranya:

1. Dakwah dengan Perkataan yang Mulia (قولا كريما)

Yakni perkataan yang santun, beradab dan jauh dari penghinaan. Al-Qur'an mencontohkan:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا   ؕ  اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
[QS. Al-Isra': Ayat 23]

2. Dakwah dengan Perkataan yang Benar (قولا سديدا)

Yakni dakwah dengan berkata benar, jujur dan tidak melakukan kebohongan atas nama dakwah apalagi menebar hoax. Al-Qur'an menegaskan:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا  ۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,
[QS. Al-Ahzab: Ayat 70]

3. Dakwah dengan Perkataan yang Ma'ruf (قولا معروفا)

Yakni perkataan yang arif, dikenal dan dipahami sesuai dengan konteks pendengarnya. Menjauhi perkataan yang sulit dicerna sehingga ajaran Islam mudah diserap dan dilaksanakan. Termasuk menjaga 'urf atau tradisi lokal selama tidak bertentangan dengan syariat. Al-Qur'an menjelaskan:

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَآءَ اَمْوَالَـكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَـكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
[QS. An-Nisa': Ayat 5]

4. Dakwah dengan Perkataan yang Mudah (قولا ميسورا)

Yaitu perkataan yang simpel, lugas dan praktis. Tidak menakut-nakuti umat sehingga umat selalu senang dan giat dalam melaksanakan syariat. Allah memerintahkan:

وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَآءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا

Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.
[QS. Al-Isra': Ayat 28]

5. Dakwah dengan Perkataan yang Membekas (قولا بليغا)

Tugas Mubaligh adalah tabligh (menyampaikan). Maka perlu metode penyampaian ilmu dan informasi keislaman agar tepat sasaran dakwah. Perkataan yang membekas didalam hati sehingga mudah diingat dan diamalkan. Al-Qur'an memberikan teladan:

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۙ  فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًاۢ بَلِيْغًا

Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya. [QS. An-Nisa': Ayat 63]

6 Dakwah dengan Perkataan yang Lembut (قولا لينا)

Yakni perkataan yang diplomatis. Tidak memaksa. Tidak menebar fitnah,  provokasi dan teror karena dakwah dengan menebar teror dan kebencian hanya akan merusak nilai luhur ajaran Islam.

Sebagai contoh sebagaimanaAllah memerintahkan Musa dan Harun untuk menyampaikan dakwah kepada Fir'aun dengan penuh kelembutan.

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut." [QS. Ta Ha: Ayat 44]

Dalam beberapa hadits, juga ditegaskan tentang dakwah dengan cara memberikan pengayoman dan kabar kegembiraan, bukan menakut-nakuti sebagaimana contohnya:

اِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ اَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَشَدِّ دُوْا وَقارِبُوْا وَاَبْشِرُوْا وَاسْتَعِنُوْا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْئٍ مِنَ الدَّاجَةِ .

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Setiap orang yang berusaha mempersulitnya pasti akan kalah. Maka bersikap luruslah, mendekatlah kepada kesempurnaan, dan berilah kabar gembira, serta ambillah sebuah kesempatan pada pagi hari, petang serta sebagian dari malam.”(HR. Al Bukhari)



حديث أَنَسٍ ,عَنِ النَّبِىِّ صَلى الله عليه و سلم قال: (يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا, وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا) أخرجه البخرى
Artinya: Anas r.a berkata: Nabi SAW. Bersabda. Ringankanlah ajaran da’wahmu dan jangan mempersukar, dan bergembiralah pengikutmu dan jangan kamu gusarkan. (HR. Bukhari)

Beberapa karakter lisan dakwah Islam moderat yang telah dicontohkan Rasulullah dan Wali Songo diatas hendaknya dapat teruskan oleh para pendakwah masa kini. Jika dakwah benar-benar sesuai dengan ruh dakwah yakni menyeru dan menyampaikan ajaran Islam dengan damai tanpa paksaan dan provokasi maka tidak akan mungkin terjadi penolakan beberapa pemuka agama dibeberapa tempat.

Penolakan pendakwah dibeberapa tempat sebagai bukti bahwa pendakwah masa kini telah gagal dan tidak memahami metode dakwah Rasulullah. Mereka telah menyimpang dari prinsip-prinsip dakwah Islam moderat. Selain karena memang tidak menguasai cara dakwah dan materi dakwah, juga karena hanya numpang tenar atau menyamar sebagai ustadz dan ustadzah. Terbukti, konten dakwahnya selalu berisi kampanye politik dan SARA. Mengkafirkan dan menuduh sesat kepada siapa saja yang berbeda pemahaman. Merusak persatuan karena bercita-cita mengusung ideologi yang bertentangan dengan ideologi bangsa serta merusak amaliyah yang selama ini telah ada dan membumi. Juga karena kebelet ingin viral dan mendadak ustadz sehingga nafsu kuat tapi tenaga tanggung akhirnya menjadi pendakwah yang belum dewasa alias prematur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar