Jumat, 29 Juli 2022

Ahlul Bid'ah Wahabi


Oleh Suryono Zakka

Pengikut sekte Wahabi memang paling getol meneriakkan slogan anti bid'ah. Siapapun yang tidak sejalan dengan kelompoknya seperti kaum Aswaja akan dicap ahli bid'ah, penyembah kubur dan ahli neraka. Maklum, sekte Wahabi ini sangat menuhankan teks dan meninggalkan peran akal sehingga sekte Wahabi adalah sekte kaum tidak berakal.

Dibalik slogan indah anti bid'ah karya Wahabi, siapa sangka jika ternyata Wahabi adalah ahli bid'ah yang sebenarnya. Bid'ahnya bid'ah atau pakar bid'ah. Tiada sekte dimuka bumi ini yang kebid'ahannya melebihi dari bid'ahnya Wahabi.

Diantara bid'ah Wahabi yang paling akut adalah:

1. Wahabi menganut trinitas tauhid.

Trinitas tauhid tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, sahabat dan salafusshalih. Trinitas tauhid yang terdiri dari rububiyah, uluhiyah dan aswa wa sifat adalah karya Ibnu Taimiyah junjungan pengikut Wahabi.

Syaikh Ali Jum'ah Muhammad, mantan mufti Mesir, menyatakan dalam salah satu fatwanya: “Pembagian tauhid menjadi uluhiyah dan rububiyah termasuk pembagian yang baru yang tidak berasal dari generasi Salafus Sholeh. Tokoh pertama yang membuatnya adalah Syaikh Ibnu Taimiyah yang lalu dijadikan rujukan oleh kalangan yang setelahnya.” (Ali Jum'ah Muhammad, “Taqsim Al-Tauhid wa Takfir Al-Muslimin”, Fatwa No. 3748, 3 Februari 2007,  Dar Al-Ifta Al-Mishriyah. Teks asal: وتقسيم التوحيد إلى ألوهية وربوبية هو من التقسيمات المُحدَثات التي لم تَرِد عن السلف الصالح، وأول من أحدثهـا -على ما هو المشهور- هو الشيخ ابن تيمية رحمه الله، ثم أخذه عنه مَن تكلم به بعد ذلك)

2. Wahabi berpaham mujassimah atau musyabbihah.

Wahabi meyakini bahwa Allah itu memiliki jisim (berfisik) dan serupa (musyabbihah) seperti manusia. Naudzubillah.

Ibnu Taimiyah junjungan sekte Wahabi dalam Ar Risalah Al ‘Arsyiyah berkata:

“Sesungguhnya Arsy tidak kosong; karena dalil-dalil tentang bersemayamnya Allah di atas Arsy adalah muhkam (tidak memerlukan takwil karena kejelasan maknanya), dan hadits tentang turun-Nya Allah muhkam pula. Sedangkan sifat-sifat Allah SWT tidak bisa dikiaskan dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Maka wajib bagi kita untuk menetapkan nash-nash tentang istiwa (bersemayam) berdasarkan kedudukannya yang muhkam, begitu pula tentang turunnya Allah. Kita katakan bahwa Allah bersemayam di atas arsy, Allah juga turun ke langit dunia. Dia lebih mengetahui tentang bagaimana Dia bersemayam dan bagaimana Dia turun, sedangkan akal kita sangat terbatas, sempit dan hina untuk mengetahui ilmu Allah SWT”

Ibnu Taimiyah berkeyakinan bahwa Allah berada (bertempat) di atas ‘Arsy. Arsy tidak kosong walaupun Tuhan turun ke langit dunia setiap masih tersisa sepertiga malam terakhir. Pendapat “Arsy tidak kosong” menunjukkan bahwa Tuhan berada (bertempat) dalam ruang di atas ‘Arsy dan mempunyai bentuk sehingga “tidak kosong” ruang di atas ‘Arsy.

Bin Baz pentolan Wahabi, berkata:

نفي الجسمية والجواريح والاعضاء عن الله من الكلام المذموم

"Meniadakan jisim, organ dan anggota tubuh dari Allah adalah termasuk ucapan yang tercela" (Tanbiihaat ‘ala man ta’awwala ash-Shifaat: 19)


3. Wahabi meyakini bahwa Allah bertempat dilangit.

Wahabi beranggapan bahwa Tuhan duduk disinggasana sebagaimana duduknya seperti manusia. Paham ini adalah paham yang sangat batil. Akidah Aswaja meyakini bahwa Allah tidak bertempat dan tidak berarah. Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun.

Al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi, dalam  al-Farqu Bayna al-Firaq, menyatakan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallaahu wajhah berkata: “Allah itu ada sebelum adanya tempat. Dan keberadaan Allah sekarang seperti keberadaan-Nya sebelum adanya tempat.”  Dalam mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya dari benda, tempat, arah, bergerak dan diam, Imam Abu al fadl at-Tamimi al Hanbali dalam kitab I’tiqad al Imam Ahmad hal. 38, dari Imam Ahmad bahwa beliau berkata: “Allah tidak berubah dan tidak mengalami pergantian, tidak diliputi oleh batasan sebelum menciptakan ‘Arsy, dan Imam Ahmad mengingkari orang yang mengatakan bahwa Allah dengan dzat-Nya berada di semua tempat, karena tempat-tempat itu ada batasannya.”

Sangatlah jelas, cukup dengan tiga hal tentang ketuhanan ini (trinitas tauhid, tuhan berfisik dan tuhan dilangit), sekte Wahabi adalah sekte ahli bid'ah tulen. Slogan pemurni tauhid ala manhaj salaf Wahabi hanyalah topeng untuk menutupi kerapuhan akidahnya.

فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ  ؕ  جَعَلَ لَـكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّ مِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًا   ۚ  يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِ    ؕ  لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚ  وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.
[QS. Asy-Syura: Ayat 11]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar