Rabu, 13 Juli 2022

Mengapa Banser Menolak 'Pengajian'?


Oleh Suryono Zakka

Tidak ada ceritanya Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menolak atau membubarkan pengajian. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) sebagai Badan Otonom (Banom) NU yang menaungi Banser selalu menjaga marwah NU. Menjaga kehormatan dan mendukung cita-cita NU sebagai Ormas keagamaan yakni menyebarkan dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah seluas-luasnya keseluruh Nusantara hingga keseluruh dunia.

Banser tidak pernah alergi dengan kegiatan keagamaan. Bagaimana Banser dituduh alergi dengan pengajian padahal Banser selalu mengawal dan mengamankan kegiatan pengajian. Mengawal ulama dan kiai-kiai NU agar kegiatan pengajian berjalan kondusif dan aman. Banser adalah mitra TNI-Polri dalam menjaga NKRI.

Benarkah isu yang beredar bahwa Banser suka membubarkan pengajian? Tidak benar. Hal itu hanyalah fitnah belaka dari kelompok-kelompok yang anti terhadap Banser-NU. Tidak heran jika Banser selalu dibenci dan dicaci maki oleh mereka yang sangat anti dengan NU dan NKRI.

Jika Banser selama ini diisukan suka membubarkan pengajian sebenarnya Banser tidak membubarkan dan tidak menolak pengajian tapi Banser menolak provokator yang berkedok pengajian. Banser hanya menolak kegiatan provokasi yang dilakukan oleh oknum bergaya ustadz pengajian.

Ada dua jenis provokator yang ditolak oleh Banser yakni:

1. Provokator anti Aswaja-NU

Provokator jenis ini adalah mereka yang kerap menyesatkan umat dan menuduh Aswaja-NU sebagai kelompok pembuat kebid'ahan. Menolak kelompok yang pemahamannya bertentangan dengan akidah Aswaja. Kelompok Wahabi yang gemar mengkafirkan dan menuduh NU sebagai biang kesyirikan. Provokator yang berkedok ustadz jenis ini adalah yang lidahnya selalu fasih teriak kafir, munafik bahkan menuduh ulama NU sebagai Syiah.

2. Provokator anti NKRI

Provokator jenis ini adalah oknum-oknum ustadz pengajian yang selalu meneriakkan anti Pancasila. Tidak segan-segan mulutnya teriak NKRI produk kafir dan thaghut sehingga bernafsu menegakkan negara khayalan ala khilafah di mimbar-mimbar khutbah dan forum pengajian. Provokator jenis ini juga sangat berbahaya karena berkedok kiai haji dan pengasuh pondok pesantren. Mengaku sebagai Aswaja namun telah terkontaminasi oleh virus khilafah.

Jelaslah bahwa Banser tidak pernah sekalipun membubarkan pengajian. Banser hanya menolak provokator yang membuat kerusuhan dan membuat ketegangan antar umat beragama. Menolak mereka yang berpaham radikal-ekstrimis yang tidak menghargai keanekaragaman perbedaan pendapat. Jadi kelompok provakator itulah yang sejatinya anti Islam. Merusak ajaran Islam dan menciderai kebhinekaan.

Jika sampai hari ini Banser dibenci dan dihina oleh mereka yang anti NU dan anti NKRI maka itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Banser. Ansor-Banser sedikitpun tidak akan ciut nyali apalagi gentar menjaga NU dan NKRI. Tugas menjaga NU dan NKRI memang berat. Biarlah Ansor-Banser yang menjaga NU dan NKRI karena Dilan tidak akan sanggup menjaganya.

Menjadi Banser adalah kemuliaan. Karena menjadi Banser adalah tugas terhormat, Habib Luthfi pernah berkata: "Seandainya Allah menjadikan aku ahli surga maka pemberian Allah itu tidak akan aku ambil sebelum semua Banser masuk surga".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar