Rabu, 04 Agustus 2021

Selamatan untuk orang yang meninggal

Dalam budaya jawa,kita mengenal istilah selamatan untuk berbagai tujuan.
Salahsatunya adalah selamatan untuk orang yang meninggal.
Dalam acara selamatan biasanya diisi pembacaan dzikir dan juga ada jamuan dari tuan rumah.
Ada sebagian orang yang menganggap pelaksanaan selamatan termasuk menyalahi Sunnah alias Bid'ah.
Mungkin kita perlu memahami secara utuh tentang muatan dalam selamatan, yang secara garis besar adalah :
Mendoakan orang yang meninggal dan bersedekah yang pahalanya dihadiahkan pada mayit.

2 Hal tersebut ( mendoakan orang yang meninggal dan bersedekah yang pahalanya dihadiahkan pada mayit.) semuanya didasarkan pada Sunnah.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa termasuk Amal yang berlanjut pahalanya setelah seseorang meninggal adalah Doa dari Anak.
Artinya Orang tua yang sudah meninggal akan mendapatkan dampak positif dari Doa Anaknya.
Kita juga tahu, ketika ada salahsatu Shahabat matur pada Rasulullah kalau dirinya hendak bersedekah atasnama ibunya yang telah meninggal, Beliau Rasulullah menyetujuinya dan tidak melarangnya.
Jadi unsur dalam selamatan itu sebenarnya sudah sangat selaras dengan Sunnah.
Mengenai pelaksanaan selamatan yang biasanya dilakukan pada hari hari tertentu seperti 7 hari setelah kematian, pada dasarnya tidak ada aturan, tapi juga tidak ada larangan.
Hal ini berdasar pada tradisi setempat, seperti misalnya kita membuat hari libur dalam belajar.
Tidak ada anjuran dari agama untuk libur pada hari Ahad atau Jumat atau hari lain.
Semua tergantung tradisi masyarakatnya.
Al Quran & Sunnah perlu difahami secara manthuq dan mafhumnya sekaligus.
Bukan berbekal terjemahan satu ayat/hadist lantas mendakwakan diri pengikut Sunnah.
Atau menuduh tidak shahih sebuah Hadist hanya karena tidak sesuai dengan pendapat pribadi.
Tawashou bil Haq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar