Selasa, 11 April 2023

Cinta Sejati NU untuk Keluarga Nabi dan Sahabat


Oleh Suryono Zakka

Cinta NU pada sahabat dan dzuriyat memang luar biasa. Bukan hanya sebatas lirik lagu yang sedang trending. Cinta NU pada mereka sejak dulu sangatlah kaffah, tak pilih kasih, tak harap pamrih.

Disaat sekte Wahabi memusuhi dzuriyat, mencela habaib dan keturunan nabi, NU terdepan dalam membela mereka. NU sangat memuliakan habaib, tak segan cium wolak walik tangan habaib bahkan NU rela dituduh sebagai penganut Syiah oleh Wahabi hanya karena sering menyebut nama ahlul bait, Fatimah, Hasan dan Husein.

Walaupun habaib manusia yang bisa salah yang juga perlu nasehat dan teguran namun warga NU tetap memuliakan habaib sebagai bukti cinta mereka pada kanjeng nabi. Warga NU menempatkan habaib dalam posisi yang spesial karena pada diri mereka masih mengalir darah nabi.

Cinta NU pada keluarga Nabi tak terkira. Tak segan-segan memanggil mereka dengan julukan yang mulia seperti julukan Sayyidina sebelum nama mereka. Seperti Sayyina Ali, Sayyidina Hasan dan Husein, Sayyidina Hamzah, Sayyid Abdullah, Sayyidah (Siti) Fathimah bahkan menyebut nama kanjeng nabi dengan didahului Sayyidina Wa Maulana.

Orang NU tak jemu-jemu menyebut namanya mereka dengan senandung pujian sebagaimana yang tertulis dalam kitab-kitab maulid atau Burdah seperti dalam kitab Barzanji, Diba'i, Simthuddurar dan sebagainya. Warga NU harus rela dicerca Wahabi karena dianggap ghuluw (berlebih-lebihan) hanya karena memuji ahlul bait. Tak masalah, cinta sejati tak akan surut walau dicerca.

Ketika Wahabi memvonis kafir kedua orang tua nabi, NU tampil lagi untuk membela. NU tidak akan rela jika Wahabi yang mengolok-olok Siti Aminah sebagai ahli neraka. Bagi NU, Siti Aminah dan Sayyid Abdullah tetap ahli surga walau hidup sebelum masa kenabian. Bagaimana mungkin ibu yang melahirkan manusia agung sebagai rahmat semesta alam akan menjadi umpan api neraka.

Disaat sekte Syiah rafidhah mencela sahabat, NU juga tak surut untuk membela mereka. Tampil terdepan dalam membela kehormatan sahabat. Membela Sayyidah Aisyah dari kecaman Syiah Rafidhah. Orang NU tak akan tinggal diam ketika para sahabat dihina dan direndahkan. Bagi NU, sahabat juga punya andil besar dalam memperjuangkan Islam. Betapa banyaknya sahabat tak terhitung, telah gugur menjadi Syuhada' demi untuk mendukung dakwah kanjeng nabi.

Cintanya warga NU memang tak pilih kasih. Cinta pada keluarga nabi dan sahabat tertancap kuat menghujam dalam hati melebihi kecintaan pada diri mereka sendiri. Tak seperti Wahabi yang hanya menyanjung para sahabat tapi merendahkan dzuriyat dan ahlul bait. Tak seperti Syiah Rafidhah yang hanya memuji ahlul bait tapi merendahkan sahabat.

Karena kecintaan yang sangat kepada keluarga nabi dan sahabat, warga NU menghadirkan sosok mereka sesuai dengan cita rasa Nusantara sehingga mereka lebih akrab secara psikologis dan mudah diterima oleh masyarakat Nusantara. Seperti julukan dewi Aisyah, dewi Fathimah, dewi Khadijah, dewi Aminah dan sebagainya. Ini menandakan bahwa sosok mereka tetap menjadi teladan bagi muslimah Nusantara.

Sungguh beruntung menjadi NU. Memiliki dua kecintaan yang tak terpisahkan. Mencintai keluarga nabi sekaligus para sahabatnya. Warga NU kerap membaca beragam shalawat yang didalamnya berisi pujian dan keselamatan untuk nabi, keluarga nabi dan sahabat. Kompolit dan lengkap tanpa memilih dan memilah.

Mari kita pertahankan kecintaan itu dengan tulus hati. Selalu bershalawat dan tawassul kepada nabi, keluarga dan sahabatnya. Tanpa mencintai nabi, kita tidak akan selamat sebab tidak mendapat syafaat. Jangan seperti Wahabi yang begitu cinta pada sahabat tapi alergi dengan Sayyidah Fathimah, Sayyidina Hasan dan Husein bahkan mengkafirkan kedua orang tua nabi. Jangan pula seperti Syiah Rafidhah yang sangat menjunjung ahlul bait namun sangat membenci sahabat.

Foto: Makam ibunda Nabi Muhammad saw., Sayyidah Aminah, sosok yang divonis kafir oleh Wahabi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar