Kamis, 09 Maret 2023

Tanggung Jawab NU


Oleh Suryono Zakka

Kita patut bersyukur karena NU mampu menjadi mayoritas. Ini menandakan bahwa dakwah NU diterima oleh banyak kalangan dengan karakter dakwahnya (sebagaimana diajarkan oleh para wali) dengan dakwah yang damai dan membumi sehingga Islam benar-benar mewujud sebagai rahmat bagi semesta.

NU sebagai benteng Aswaja di Nusantara, merupakan firqah najiyah (golongan selamat) dan sawadul a'dzam (kelompok mayoritas) sehingga selalu menjadi rujukan dalam menyelesaikan konflik dan konsisten dalam menebarkan perdamaian keseluruh dunia.

Nikmat dari Allah sebagai kelompok mayoritas tentu bukan hanya sekedar menjadi kebanggaan namun juga sebuah amanah dan tanggung jawab besar. Allah telah mempercayakan NU untuk mengelola aset besar berupa umat Islam mayoritas sehingga umat bisa bangkit menjadi khaira umat (umat unggul) disegala bidang.

Ada banyak tugas dan tanggung jawab NU kedepan. Beberapa catatan saya tentang tanggung jawab NU yang sangat urgen dimasa mendatang diantaranya:

1. Bela Negara dan Mewujudkan Perdamaian Dunia

Gerakan radikalisme seakan tak pernah habis baik skala nasional maupun internasional. NU punya tanggung jawab yang semakin berat dalam mengikis gerakan radikal dan intoleransi. Kelompok-kelompok kecil gerakan radikal yang telah menyempal dari mayoritas umat Islam akan selalu ada disetiap masa maka NU berkewajiban terdepan dalam membendung gerakan radikal ini. NU benteng terdepan sekaligus benteng terakhir dalam menjaga NKRI.

NU juga bertanggung jawab mewujudkan perdamaian dunia sehingga masyarakat dunia tidak lagi merasakan peperangan dan penindasan. Banyak negara konflik telah merasakan berkahnya NU. NU andil sebagai juru runding dan juru damai dinegara-negara yang bertikai. Sukses besar ini tak boleh terhenti. NU harus terus-menerus menyuarakan perdamaian keseluruh dunia.

2. Pemberdayaan Ekonomi dan Kemandirian Umat

Kuantitas NU sebagai mayoritas ternyata berbanding terbalik dengan kualitas warganya. Banyak warga NU yang hidup dalam kekurangan. Pemberdayaan ekonomi kaum Nahdliyin kedepan harus diupayakan sehingga kualitas hidup kaum Nahdliyin semakin sejahtera.

Jika hidup sejahtera maka warga NU akan nyaman dalam beribadah dan istiqamah dalam melaksanakan amalan kaum Nahdliyin. Sebaliknya jika terus menerus kaum Nahdliyin tidak diperhatikan ekonominya maka tidak mustahil warga NU akan berkurang. Berpaling keimanannya atau berganti akidahnya alias terperangkap dalam akidah sesat.

NU harus mandiri. Tak boleh bergantung kepada pemerintah atau ormas yang lain. Prinsipnya, tidak menolak jika diberi namun tidak akan meminta. Ukhuwah tetap berjalan namun kemandirian harus digalakkan sehingga NU bisa eksis menguasai dunia dan semakin militan dalam menyebarkan 'virus' perdamaian.

UKM, usaha kecil-kecilan atau Badan Usaha Milik Nahdliyin harus banyak didirikan. Tentunya mengikuti tren dan kekinian agar tidak semaput dan gulung tikar. Setiap kegiatan NU tak perlu meminta dari kalangan lain. Usaha sendiri, swadaya atau iuran anggota dalam setiap kegiatan akan lebih baik sehingga lebih berkah.

Alhamdulillah. Kini NU punya banyak minimarket semacam NU Mart dan sebagainya. Ada NU Jek, NU Food, NU Cash dan lain-lain sebagai upaya terobosan dalam memberdayakan ekonomi kaum Nahdliyin. Rumah Sakit NU harus banyak dibangun. Sekolah-sekolah, madrasah dan kampus NU harus diperbanyak dengan tetap memperhatikan kualitasnya. Ayo terus dilanjutkan pembangunannya!

3. Benteng Agama dan Akidah

NU sebagai golongan mayoritas tetap konsisten dalam menuntun umat. Membentengi warganya dari berbagai kelompok menyimpang seperti kaum Khilafah dan kaum Wahabi. Pengurus NU dan tokoh-tokoh NU harus istiqamah berdakwah dengan akhlak dan ilmu terutama dipelosok-pelosok. Dakwah NU tak boleh hanya terbatas pada wilayah perkotaan tapi harus sampai hingga masyarakat pedesaan.

Ranting-Ranting NU, Banom dan sayap-sayap NU harus segera didirikan disetiap wilayah untuk memperkuat dakwah NU. Jika dakwah dan pengajian tak di-back up oleh kepengurusan NU maka lambat laun bisa jebol oleh serangan-serangan kelompok anti Aswaja-NU. Warga NU saatnya melek organisasi agar tidak kecolongan.

Pesantren harus terus dikembangkan. Semakin banyak tumbuh pesantren NU maka akan semakin baik. Warga NU harus percaya diri dan tak perlu malu menitipkan anak-anaknya di Pesantren walau Pesantrennya masih sederhana. Selalu mengarahkan anak-anaknya untuk semangat mondok di Pesantren NU. Anak-anak di Pesantren NU akan mantap akidahnya, mulia akhlaknya dan tinggi penguasaan ilmu agamanya. Sanad ilmunya tersambung sampai ke rasulullah saw.

Para Kiai dan alumni santri harus siap lahir batin berdakwah dalam medan dakwah yang terkadang pahit dan tidak mengenakkan. Ini dirasakan oleh sahabat dan sedulur-sedulur kita yang dakwahnya pada masyarakat terpencil di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sayang sekali jika masyarakat pelosok tidak kenal dengan NU. Sayang sekali jika warga pelosok tak mengenal NU sehingga terlebih dahulu dikuasai oleh kelompok lain atau bahkan kelompok radikal.

4. Intelektualisme dan Penguasaan Teknologi

Warga NU harus berpendidikan tinggi minimal nyantri. Dunia digital 4.0 adalah dunia persaingan global. Warga NU harus siap bersaing dikancah global sehingga tidak gaptek. Warga NU tak lagi hanya sebatas bisa memimpin yasinan dan tahlilan tapi juga harus paham tentang media. Warga NU harus bangkit dengan mencetak banyak intelektual dan ilmuwan. Saatnya NU memimpin dunia menjadi lokomotif peradaban.

Jelang satu abad NU. Saatnya NU bangkit memimpin dunia. Jika bukan NU, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?









Tidak ada komentar:

Posting Komentar